Jumat, 10 Mei 2013

Ada Yang Baru?

Assalamu'alaikum,

Rasa-rasanya sudah lama sekali tidak update blog ini (pun enggak melanjutkan yang seri '8 bulan' itu).
Setengahnya karena ada tugas gini-gitu dan manajemen waktu saya yang buruk.
.
Merasa sekarang mulai kelihatan gampang capeknya. Hmm, ditmabah jadwal praktikum yang menjadi dengan jadwal dan porsi makan enggak berbanding lurus sama praktikumnya.
Yep, maag udah beberapa kali kambuh, disusul oleh migraine-nya.
Bukannya mau ngeluh, tapi ketika penyakit langganan muncul mulut dan hati enggak bisa berhenti bilang 'aduh'.
.
Semakin kangen sama rumah dan keluarga yang di Bekasi. Dan nyadar kalau kali ini berkurangnya umur enggak bakal ada di rumah karena minggu tenang :")
Yak, saya enggak boleh terus-terusan mengeluarkan air mata. Ingat kalau yang di rumah bener-bener ngedoain saya. Jadi, saya sendiri harus belajar keras buat mereka--orang tua saya.
Bulan Ramadhan juga sudah semakin dekat, alhamdulillaah :D
.
Dan rasanya juga lega banget, sedikit-demi-sedikit mulai move on dari si 'Z'. Pengennya enggak mau berpaling ke laki-laki dahulu...tapi, apa mau dikata.......saya dikenakan cobaan hati.
Saya menyukai seorang laki-laki--sangat wajar, memang. Tapi, kali ini adalah seorang senior.
Benar-benar cobaan.
Saya enggak mau frontal deh, bahaya. Soalnya berurusan dengan senior...
.
Ada yang baru lagi? Sepertinya cukup perihal yang diatas saja.
#
So, wassalamu'alaikum :)

Rabu, 03 April 2013

Nostalgia :)

Assalamu'alaikum,

Uhuk, maaf akan ramblingan tadi siang.
Enggak bermaksud buat frontal, tapi tetap aja konteksnya frontal ya, uhuk.

Kali ini mau bahas yang beda.
Sesuai judul, saya habis bernostalgia. Dengan anime waktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar.
Guess what?

Ta da! Monster Farm (versi dub. Bahasa Jepang) atau Monster Rancher (versi dub. Bahasa Inggris), yang aslinya adalah game konsol. Anime ni pernah tayang di stasiun televisi swasta pada tahun 2000-an awal di Indonesia. Aslinya di Jepang, anime ini mulai tahun 1999 dan tamat tahun 2001.
Saya berhasil menemukan anime ini dari sebuah FP di facebook (thanks, by the way), terus kembali nge-browsing di google, tumblr, dan wikipedia. Ketemulah!
Ya Allah.....my precious childhood :')
Dulu kalau barengan nonton anime ini (dulu enggak tahu kalau ini anime, hehe) bareng sama Digimon, Yu-Gi-Oh!, Ghost at School, Ufo Baby, Pokemon, Tokyo Mew Mew.

Akhirnya, saya coba mencari di youtube 73 serial. Yang ditonton pun hanya beberapa, terutamanya yang ada serigala biru ganteng. Itu tuh, yang duduk di atas batu sama gadis rambut kucir kuda yang ia sayang, dekat raksasa batu yang baiiik hatiii.

Nama serigala biru gantengnya adalah Tiger "of The Wind" atau "Rygar" di versi asli (Jepang). Dulu suka, sekarang jatuh hati sama si serigala ganteng. Terlebih kalau Tiger ada di dekat si gadis kucir kuda tersayang bernama Holly. Mereka OTP saya lo, sejak lihat mereka pelukan di episode 51 (setelah saya nonton lagi, ngomong-ngomong). Bukti?

Ta-da!

Eh, ngapain repot-repot ya. Tuh di sisi kiri blog juga ada, hihi :>. Diambil sendiri waktu nge-streaming, hihi.
Scene ter-favorit dan yang paling diinget!
Itu. Tiger-nya kalem banget. Padahal sebelumnya ngamuk-ngamuk dipeluk dan di'uwel-uwel' sama temen-temennya.
Perubahan wajah sok serem dan sangar buat nakutin Genki, Mocchi, Suezo, dan Golem, jadi lembut banget ketika ngeliat sosok Holly.
Kayak ketemu lagi sama yang tercinta.
"..Holly...."
"Tiger."
Terus pelukan. Uuuuh, meleleh, deh....
Lebay? Freak? Biarin >:).

Enggak cuma nemuin OTP yang terlupakan(?), saya juga jatuh cinta sama lagu yang dinyanyiin Rina Auichi.
"Please teach me how can i close to your heart.." #nyanyi #dan kemudian batuk.
Close to Your Heart. Lagu yang menurut saya bikin meleleh tiga kali lipat, apalagi kalau diputer saat lihat scene diatas.
Opening song ketiga buat anime ini yang dulu tidak saya mengerti bahasanya, hihihi.
Sekarang? Ooo, saya nyanyiin kenceng-kenceng.
Nanannananana nanaannana~ #fail.

Ini sekilas videonya buat opening:
buat versi full-nya:
#
What a nostalgia for me :')

Love You Not

Setelah sadar, kalau masih suka terhadap orang yang sama, yang diterima pun masih sama.
Sakit di hati; karena rasa sukanya hanya dipendam dalam hati.
Haruskah lisan yang bergerak untuk mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan sejak lama?

Kamis, 14 Maret 2013

It is the best that Allah has decided in His fate :)

Assalamu'alaikum

Jam Jogja sudah hampir menunjukkan pukul setengah 12 malam.
Setelah berkutat dengan tugas paleontologi........meskipun dua soal belum terjawab, dan 2 jawaban tidak tahu kejelasannya, memilih kabur ke blog.

Dari kemarin malam, saya terus kepikiran tentang kalimat adek kecil (teman saya, actually) yang berbunyi:
"Kalau memang mau ngarep lebih, ngomong aja ke si 'Z'."
Galau semaleman.
Oke, lebay, biar saja ya, dek.
Dan seketika itu......berniat pengen confess ke 'Z'
Iya. Confess my love. what else?

Dan. Tadi pagi si 'Z' SMS mau minta buku yang saya pinjam sejak hari Kamis saya disakiti hatinya. Saya sendiri langsung SMS si adek kecil minta dibawain buku.
Ngembaliin buku pasti ketemuan dong.
Nah, di saat itu juga......saya mau menggunakan kesempatan itu juga buat confess.
Yeah i know, i'm going to break my principle if i confess my feeling :')
But i think, there isn't another way to get rid of him from my mind than confess my feeling or let my friends tell him what i feel about him.
And, it worked since i'm in elementary school.
It is the way to make me forget him.

Tapi.....seakan Allah tidak mengizinkan saya untuk confess, kami batal ketemuan karena adek kecil saya ternyata sudah ngembaliin buku si 'Z' terlebih dulu.
Alhamdulillah.
Masih dilindungi Allah :')
#
Karena takdir saya bukan bersama si 'Z'.
Kami memang tak akan berjodoh.
Tapi...biarkan saya tetap menyukainya.
Tak peduli kata adek kecil, "Salah sendiri lu suka sama cowok yang masih bocah."...
Saya tetap menyukai si 'Z'....sampai saat dimana dia tahu perasaan saya dan membencinya :')

Senin, 11 Maret 2013

Suki ga ano hito? 'Sakit hati'

Assalamu'alaikum,

Kembali lagi dengan saya.
Saya belum mau melanjutkan seri(?) 8 bulan dan kembali meulis intermezzo--err, lebih tepatnya curhatan sekaligus frontal.
#
Tahu sakit hati 'kan?
Enggak?
Huh.
Saya baru saja merasakannya.
Sakit hati yang dibuat sendiri sama laki-laki yang saya suka sendiri.
Oke.....itu yang membuat saya berpikir, lebih baik ditolak cinta ini sama dia.

Bermula dari saya yang berniat meminjam buku referensi untuk tugas mata kuliah paleontologi ke dia. Memberanikan diri, saya mention dia di jejaring sosial pada tanggal 5 malam hari setelah praktikum. Sebut saja dia 'Z'.

Si 'Z' ini kemudian bales keesokan siangnya. Lalu disambung pada malam hari, mengingat kami berdua ada kuliah dan praktikum.
Yakm kesimpulannya: Si 'Z' mau minjemin bukunya untuk saya fotokopi, fix mau minjemin hari Kamis, tanggal 10 agak sorean. Tapi tempatnya belum pasti.
Oke, merasa digantungin, uhuk.

Kamisnya.....saya terus buka jejaring sosial buat lihat balesan si 'Z'.
Belum dibales. Saya pasrah.
Akhirnya, mau minta nomor HP-nya ke temen deket saya yang dulu satu SMA sama kami, dan sekarang jadi 'adek kecil' saya...tapi enggak dikasih.
Ngemis-ngemis juga enggak dikasih.

Dan kemudian insting(?) saya sebagai tukang kepo muncul.
Saya buka FB-nya, terus lihat bagian kontaknya.
Ada nomor HP-nya! Lucky!

Langsung disimpen dan saat itu juga langsung SMS yang bersangkutan.
Yaaah...emang pertamanya agak gak berjalan lancar karena dia bales SMS-nya dengan nada yang enggak mengenakkan menurut saya....
Sempet debat juga tempatnya fix dimana..
Saya ngasih dia pilihan JaTaBi "Jalan Taman Biologi" ...yang kemudian buat saya ubah jadi Pos Sepeda JaTaBi.
Dan pemirsa...dia gak tahu dimana itu pos sepeda...padahal jaraknya dari kampusnya (kampus Teknik) gak sejauh kampus Biologi (kampus saya, betewe) ke kantin kluster Sains =__=

Dia nyaranin tempat yang lebih umum; tempat fotokopian yang ada di JaKal....
JaKal lo, "Jalan Kaliurang"...itu kalau udah sore ramenya pake banget kuadrat...
mana saya pake sepeda, langsung saya tolak.
Dia nyaranin lagi...kali ini di depan teknik atau foodcourt UGM.
Depan teknik....males ke sana pulak. Gak berani melintas di jalan sekitar RSU Sardjito pake sepeda, apalagi ke kampus Teknik. (Oke, saya takut. Saya pernah ketabrak motor)
Saya milih foodcourt UGM...dengan sedikit harapan bisa basa-basi dikit. DIKIT.
Meskipun...saya takut buat kesananya sendirian.

Temen-temen pada nge-'cie'in saya....karena saya sumringah terus tahu bakal ketemuan dengan perantara mau minjem buku. Mana di foodcourt UGM.
Alhasil, pas praktikum SPT, saya serba buru-buru.....
mikirnya udah 'jangan telat, jangan telat.'
(Maaf ya, Mas Asisten _._)

Jam 4 teng! Langsung ngelaju sepeda lewat daerah GSP bareng temen yang asramanya ada di daerah Sagan.
Sampe foodcourt, pukul 4 lebih 5 menit....
Temen saya langsung pulang, sementara saya langsung ngambil bangku terdekat.
Waktu terus berjalan....saya menunggu.
Bosen. Lapar. Takut.
Pukul 4 lebih 15 menit, langsung saya SMS dia kalau saya udah di tempat.
Menunggu lagi...
Mulai semakin takut dan lapar. phew.
Untung aja inget kalau ada donat yang tadi dibeli.
Dimakan setengah.....terus enggak nafsu makan karena saking lama nunggunya.
DAN. Di saat jam tangan menunjukkan pukul 16.30 teng!....yang ditunggu dateng juga.

Rasa seneng saya udah berkurang banyak banget karena buat saya nunggu 30 menit buat dia (meskipun saya udah nunggu dia dengan perasaan suka sejak kami lulus SMA)
Emang sih dia minjemin bukunya.
Setelah itu, dia. balik. ke. motornya. tanpa. bilang. pamit.
Astaghfirullah.......
Itu yang pertama.
Lebih sakit lagi, saat saya sedang buka kunci sepeda yang saya parkir dekat bank BNI cabang UGM....dia melintas di jalan di samping BNI.
Astaghfirullah........
dia gak noleh sama sekali.

Sakit hati lo. Sakit. Tahu gitu gak usah ketemuan di foodcourt. Nungguin selama 30 menit kayak cewek goblok.
Untung aja saya enggak harus bela-belain jalan kaki ke tempat fotokopian atau depan kampus Teknik macem anak ilang.
Rasanya mau nangis.....digituin sama laki-laki yang saya simpan perasaan khusus buat dia.
Gara-gara nahan nangis, sepeda saya keserempet motor anak SMA di barat GSP....untungnya saya enggak jatoh.

Tiba di kamar.
Pukul 5 sore.
Saya nangis sejadi-jadinya. Untungnya temen sekamar belum pulang dari kampusnya.
Saya nangis kenceng--kayak waktu ditinggal papa-mama pulang ke Bekasi.
Air mata sampe bener-bener ngalir dan jatoh di baju.
Bisa-bisanya laki-laki yang saya suka kayak gitu.
Setidaknya ngomong: "Eh sori, gue telat. Tadi ada urusan" atau apa kek, atau "Udah kan? Yaudah gue duluan ya"
Dia? ENGGAK!

Saya cerita ke temen deket saya yang nemenin sampe foodcourt.
Dia sampe bilang kalau si 'Z' gak punya hati.
Nangis lagi. Kecewa. banget.
Sambil nangis, berniat enggak mau maafin dia.
Teman kamar langsung saya ceritain begitu dia lihat mata saya yang sembab.

Kurang lebih, selama 5 jam, saya menghabiskan waktu itu untuk nangis dan sesenggukan, sampai mata saya yang sipit bener-bener gak bisa melebar karena kelopak mata atas dan bawah udah bengkak karena air mata.
Dan saya jatoh tertidur karena ingat ada kuliah dan praktikum keesokan harinya.
#
Saya bener-bener ngerasa kayak cewek bodoh, nunggu dia selama 30 menit, toh dia kemudian beranjak dari tempat sebelum detik yang ke-enampuluh.
Nyesek. Rasanya enggak bakal maafin dia inget kejadian tanggal 7 hari Kamis itu.
Hampir kehilangan motivasi dan enggak bisa senyum seharian gara-gara dia.
Analoginya sama keadaan saya sekarang yang nunggu dia hampir setahun:
"Selama apapun saya nunggu, balasan dia cuma 'sekedar lewat'."
Terbukti kok.

Meskipun adek kecil saya juga bilang (setelah saya curhat ke dia):
"Makanya kalau mau ngarep yang lebih, bilang aja yang jujur."
Enggak, dek. Saya enggak bisa. Prinsip enggak akan bilang 'suka' duluan membentengi saya.
:(

Tapi....entah kenapa saya masih suka sama si 'Z'...
Iya, saya emang gak bisa maafin dia, tapi bukan berarti saya benci dia.
Saya bahkan masih sukaaaaaaaa banget sama dia.

Enggak tahu deh bakal ke depannya gimana.
:''''')

Selasa, 19 Februari 2013

Cinta? Cinta

Assalamu'alaikum, Hai, selamat malam. Jam Jogja hari ini sudah menunjukkan pukul 9 kurang 15 Waktu Indonesia Barat. Tulisan kali ini hanya berupa intermezzo sebelum saya melanjutkan serial(?) '8 bulan' #bukanceritaoke #tapinyatanyamirip.

Oke, saya kali ini akan membicarakan tentang C-I-N-T-A. Bagi yang masih muda, entah yang usianya masih lebih muda di bawah saya atau yang kedewasaannya masih di bawah saya juga, cinta ini diibaratkan dengan romansa dua manusia berbeda jenis kelamin (saya tidak akan menghitung 'romansa dua manusia berjenis kelamin', di agama, romansa seperti itu sudah dianggap SANGAT kotor). Seperti contohnya yang akrab di masyarakat: pacaran.

Semakin dewasa ini saya mulai berpikir: "Apa sih gunanya pacaran?" Berduaan di tempat sepi, makan berdua lalu si laki-laki yang membayari, bahkan ada yang berpelukan....Maksud mereka yang pacaran ini apa? Di suatu literatur religi yang saya baca (saya lupa judulnya), umat muslim diharamkan dari hal pacaran. Kenapa? Mereka yang pacaran sama-sama belum halal, belum jadi muhrim sampai yang laki-laki datang ke bapak dan keluarga si gadis untuk meminta si gadis lalu mengucap akad nikah. Belum lagi jika syaitan ikut campur tangan. Yang ditakutkan adalah perbuatan zina yang terjadi. Enggak ada yang menjamin kalau syaitan sudah merasuki pikiran manusia.

Oh ya, saya tidak mau bohong kalau saya memang tertarik dengan laki-laki. Itu fitrah; perasaan suka, sayang, dan cinta itu sah-sah saja. Tapi saya tidak harus pacaran untuk mewujudkan perasaan itu.
Saya tidak bohong, saya juga punya cinta pertama di tiap-tiap bangku pendidikan yang saya tempuh, kecuali pada masa TK. Untungnya, alhamdulillah, Allah masih melindungi saya dari hal itu. 19 tahun tidak pacaran. Membanggakan? Sangat. Karena Insya Allah, setelah penantian begitu lama; 19 tahun lalu ditambah 5/6 tahun lagi--Insya Allah, laki-laki yang benar-benar mencintai saya karena Allah, yang benar-benar menyayangi keluarganya dan keluarga saya akan tiba pada waktu yang tepat melalui jalur pernikahan Jangan galau karena cuma diputusin pacar, itu enggak ada gunanya. Mengalihkanmu dari Tuhan. Lebih baik kehilangan pacar ketimbang kehilangan orang-orang terdekat yang saya sayangi--dan beruntunglah saya tidak punya pacar.

Semakin usia bertambah, saya mulai semakin dewasa melihat segala hal. Termasuk cinta bukan segalanya. Cinta yang menumbuhkan komitmen itulah yang terpenting. Komitmen untuk setia.

Saya sok dewasa? Tidak apa-apa, saya tidak akan menyombongkan diri. :)

Ini prinsip saya: "Menunggu pria yang terbaik bagi Allah datang pada saya, sebagai suami."

Sabtu, 16 Februari 2013

8 Bulan: SNMPTN dan Euforianya

Assalamu'alaikum,
oke, saya update lagi, meski enggak ada selang waktu sehari....

Judul tulisan saya kali ini mengatakan '8 bulan'....
Sebenarnya, saya juga ingin bercerita mulai dari saat sebelum UN, perpisahan SMA sampai tiba saatnya untuk pendaftaran SNMPTN tulis..
Tapi, banyak banget..terlebih, masa SMA bagi saya juga sedikit menyakitkan selain memori saya dengan teman-teman dekat saya yang baik...

Oke, 8 bulan yang lalu itu....bulan Juni tahun 2012. Bulan dimana saya ulang tahun dan tiga hari kemudian saya mengikuti ujian SNMPTN tulis. Senang dan mendebarkan sekaligus.
Sebelum mendekati tanggal 12 bulan Juni itu, saya melakukan persiapan (atas inisiatif dan kemauan orang tua juga) ikut les persiapan ujian SNMPTN, beli buku latihan ujian, dan beli buku psikotes. Ibadah tentu dijalankan, bahkan saya juga puasa ghibah mulai dari selesai perpisahan sampai pengumuman ujian.
Iya, saya tahu....saya salah enggak nerusin puasa ghibah sampai sekarang.

Meskipun dibilang persiapan...saya masih menyempatkan diri untuk main 'otome game', atau yang biasa disebut game 'dating simulation' sehabis pulang les persiapan. Iya...saya aneh bin ajaib, he eh *ngangguk*.
Sampai orang tua-wajar--marah-marah sama saya dikira saya enggak serius. Mana saya cuma daftar buat SNMPTN tulis, gak daftar PTS. Disaat yang lain kocar-kacir belajar dan nyari PT cadangan, saya cuma belajar, main, dan cuma keukeuh sama hasil SNMPTN.
Saya emang sengaja, soalnya, pikiran enggak boleh dibawa stress. Saya belajar sebentar, tapi apa yang saya pelajari kemudian saya pikir-pikir lagi di otak. Makanya saya sering diem sendiri atau kelihatan kayak bergumam. Terus soal nyari PT cadangan, kasihan sama yang mau masuk ke PT itu plus PTnya sendiri.
Bayangin, kalau kamu udah diterima di PT itu tapi lulus juga SNMPTN. Pasti ngambil SNMPTN kan?
Kasihan sama yang lain yang pengen masuk PT itu.

Ah iya, di SNMPTN saya milih IPC, niatan ngambil FK UNS, Biologi UGM, dan....HI UI. Oke, silahkan tertawakan saya karena menjadi HI UI pilihan ketiga.
Saya enggak mau kuliah di UI sama sekali, plus IPC itu cuma jadi umpan buat bisa tes di Bekasi, hehehe #jahat.
Ekspetasi saya besar di Biologi UGM, karena tahu FK, apapun PTN-nya yang masih di sekitar Sumatera-Jawa, BANYAK peminatnya.

TAPI...pas hari-H pengumuman, tanggal 6 bulan Juli pukul 7...saya keringet dingin....demi Allah, saya hampir mau nangis karena web SNMPTN enggak bisa diakses.
Mama juga ikut lihat dari belakang saya, adek-adek juga pada di samping saya. Papa waktu itu lagi di Bis menuju Madiun buat wakil kami di arisan dan reuni keluarga besar.
Sampai ada telepon masuk dari bude di Madiun, yang bilang mau lihatin hasilnya dari sana.
oke, saya kasih tahu nomor peserta dan tanggal dan tahun lahir saya.
Sembari menunggu balasan bude, saya masih berusaha buka web SNMPTN lagi....
tapi gagal lagi.
Badan saya dingin drastis, terlebih...saat hape mama berdering dan ada nama+nomor bude yang tadi telepon di layar.
Lalu terdengar suara bude (hape mama sengaja di'loudspeaker') yang mengatakan:
"Selamat ya, Dek Indah, kamu keterima di Biologi UGM!"
Alhamdulillah! Allahu Akbar! Saya langsung nangis haru dan langsung meluk mama. Mama juga enggak henti-hentinya ngucap alhamdulillah. Adek saya yang laki-laki langsung jabat tangan saya, sementara yang perempuan meluk saya.
Waktu itu, bude lihat langsung dari web um.ugm.ac.id. Masih berharap FK, akhirnya jam 8-9, saya buka web SNMPTN lagi.
Tapi yang muncul:

Sekali lagi ngucap syukur ternyata benar lulus ujian SNMPTN. Malem itu langsung telpon papa yang udah di perjalanan. Terdengar nada bangga keluar dari mulut papa, "Selamat ya, Ndah. Anak UGM sekarang nih."
Ya Allah....seneng banget :""")
Mama juga enggak berhenti senyam-senyum dan bolak-balik nyiumin pipi saya.
Adek-adek juga, "Cieee, anak UGM, cieee."
Impian saya dari kecil juga terwujud, "aku mau masuk UGM, Ma, Pa." Itu impian waktu TK/SD
apalagi....si 'dia' juga udah lebih dulu keterima di UGM lewat jalur undangan.

Sebenarnya, jauh sebelum pengumuman, saya mendapat mimpi kalau nama saya terpampang di suatu media cetak dan menyebutkan "Selamat Anda diterima di Biologi UGM", dan saya beritahukan kepada papa-mam. Itu mimpi pertanda...subhanallah...
Sampai sekarang saya masih inget.

Ah, euforia kelulusan ujian tertulis SNMPTN itu pun berlanjut sampai keesokan paginya :)